12 Nov 2008

Visi Depok 21 - Parpol Menjawab Rakyat

Parpol Menjawab Harapan Rakyat

Survey publik menunjukkan bahwa institusi parpol adalah lembaga yang paling mendapatkan penilaian terburuk setelah institusi DPR/DPRD. Hasil ini sejalan dengan berbagai pernyataan yang mengemuka di tengah masyarakat bahwa mayoritas parpol yang ada hanya memikirkan dirinya sendiri saja, dan tidak peduli dengan urusan rakyat.

Faktanya, kita semua tahu bahwamayoritas parpol hanya bekerja lima tahun sekali, yaitu saat menjelang pemilu saja. Karena itu, adalah sangat wajar jika masyarakat sering menanyakan dan mempertanyakan, apa yang sudah dilakukan oleh parpol saat rakyat menjerit akibat kenaikan harga BBM; apa yang sudah dilakukan parpol untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan; apa yang dilakukan parpol untuk mengatasi masalah korupsi yang semakin merajalela, dan pertanyaan-pertanyaan menggugat lainnya. Alih-alih memikirkan kepentingan masyarakat, sebagian elit partai malah membuang uang miliaran rupiah untuk tebar pesona, melalui iklan-iklannya yang sangat intensif di media elektronik dan media cetak. Ini sangat ironis. Kebanyakan parpol, baik melalui pengurusnya maupun wakilnya di parlemen, hanya bisa berteriak dan menarik simpati publik melalui pernyataan-pernyataan kosong tanpa ada bukti.

Di samping itu, beberapa kejadian di parlemen dimana satu demi satu para wakil rakyat yang terhormat diciduk KPK, karena berbagai kasus, baik korupsi maupun perilaku asusila menguatkan persepsi publik bahwa kualitas parpol kita masih sangat buruk. Kasus-kasus tersebut membuat masyarakat menjadi marah, di tengah himpitan beban yang harus ditanggung akibat kenaikan BBM.

Berbagai gambaran kondisi di atas seharusnya mampu membuat parpol untuk meredefinisi dan merevitalisasikembali tujuan dan misi dibentuknya parpol. Paling tidak ada tiga hal yang harus diperbaiki oleh parpol agar eksistensi mereka dirasakan oleh masyarakat.

Pertama, proses rekrutmen pengurus partai yg berkualitas. Pengurus partai yang hanya memikirkan kepentingan dirinya, kelompoknya, yang pragmatis dan oportunis, sudah saatnya digantikan oleh para pengurus partai yang memiliki integritas moral, karakter, visi perjuangan dan kompetensi. Bangsa ini menjadi rusak dan amburadul, sebagiannya di sebabkan karena kualitas para pengurus partai yang rendah, yang kemudian saat mereka menjadi wakil rakyat di parlemen hanya sibuk memikirkan kepentingan diri dan kelompoknya saja dan tidak peduli dengan kepentingan bangsa dan rakyat yang diwakilinya.

Kedua, sebuah partai selayaknya memiliki visi dan garis perjuangan yang jelas. Visi yang diarahkan bukan untuk merebut kekuasaan an sich, tapi juga melayani masyarakat. Partai yang tidak memiliki visi yang jelas, yang kemudian mampu diwujudkan dalam diri para fungsionaris dan kadernya, ibarat sebuah organisasi yang kosong. Visi yang dimiliki sepatutnya menjadi arah dan target perjuangan dari setiap partai.

Ketiga, mempunyai komitmen yang jelas. Jelas, maksudnya bukan hanya sebatas slogan dan di atas kertas, tapi juga terwujud dalam langkah dan program yang konkrit. Sudah bukan saatnya lagi mengumbar janji-janji kosong tanpa ada realisasi. Rakyat akan menagih dan mengingat setiap ucapan dan janji yang diucapkan partai dan para tokohnya.

Seandainya setiap partai yang ada di negeri ini memiliki dan menjalankan ketiga faktor di atas, saya yakin bangsa ini akan segera keluar dari keterpurukannya. Rakyat saat ini sangat mendambakan kondisi bangsa yang lebih baik, lebih beradab dan lebih kondusif, dan partai adalah salah satu unsur terpenting yang sangat diharapkan perannya untuk mewujudkan kondisi tersebut. Sebagai bagian dari unsur pembangunan demokrasi bangsa, pengaruh partai dalam mewarnai dan membentuk bangsa ini sangat signifikan. Oleh karena itu, kita sangat mengharapkan partai-partai yang ada saat ini menyadari pentingnya peran mereka, dan tingginya harapan masyarakat akan kiprah mereka.

Jika partai memiliki SDM yang berkualitas, dan jika para wakil rakyat yang diajukan partai adalah orang-orang yang berkualitas dan berkompeten, maka ketiga fungsi yang harus dijalankan oleh parlemen (legislasi, budgeting, pengawasan) akan dapat dijalankan dengan baik dan profesional. Jika fungsi parlemen dapat berjalan dengan efektif, maka dapat diharapkan pemerintah akan berjalan dengan efektif pula. Jika pemerintah dapat berjalan dengan efektif, cita-cita untuk terwujudnya good governance akan semakin dekat pada kenyataan. Jika tercipta good corporate governance, maka kita akan punya harapan besar, bangsa ini akan bangkit dan berjaya di masa yang akan datang. Semoga.

Tidak ada komentar: