2 Sep 2009

Mukmin sejati (dimuat di Monitor Depok Agustus 2009)

HIKMAH PUASA

Hikmah. Monitor Depok. Islam mewajibkan umatnya untuk menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan. Dalam Islam, setiap perintah dan larangan pasti ada hikmah dan pelajaran yang dapat diambil. Demikian pula puasa. Paling tidak, melalui puasa ada tiga hikmah yang dapat diperoleh seorang muslim. Pertama, puasa Ramadhan menjadi bukti bagi seorang muslim bahwa dirinya adalah mukmin. Sebab, hanya manusia beriman (mukmin) yang dipanggil Allah untuk berpuasa. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah 183, “"Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Selain bagi orang mukmin, perintah puasa ini tidak berlaku. Jadi, jika ada seseorang mengaku muslim atau mukmin tapi tidak mau menjalankan puasa Ramadhan, maka predikat mukminnya dapat dipertanyakan. Yang memprihatinkan, predikat mukmin ini seringkali dimaknai dengan sangat dangkal dan merupakan klaim sepihak. Ketika seseorang sudah menyatakan dirinya muslim, dia sering menganggap dirinya sudah mukmin. Padahal, tidak sama antara muslim dan mukmin. Seseorang menjadi muslim pada saat dirinya secara formal mengucapkan dua kalimat syahadat, dan menganut agama islam. Akan tetapi, seseorang dikatakan mukmin, jika ia sudah berada pada tahap dirinya dan hidupnya siap secara fisik dan mental untuk diatur, diperintah dan dilarang oleh Allah swt, dalam seluruh aspek kehidupannya. Melalui puasa Ramadhan akan nampak dengan jelas tipe orang-orang mukmin sejati dan orang-orang muslim biasa.

Kedua, pelaksanaan puasa Ramadhan menjadi bukti apakah seorang mukmin siap untuk memenuhi panggilan Allah atau tidak. Puasa Ramadhan menjadi sarana pembuktian kualitas keimanan seseorang. Jika ia mukmin sejati, maka ia akan melaksanakan puasa dalam rangka memenuhi perintah Allah, bukan karena yang lain. Hal ini penting untuk dicermati. Betapa banyak orang melakukan puasa karena teman-teman kantornya juga berpuasa, karena anak dan istrinya berpuasa, atau karena tetangganya berpuasa. Jika itu yang terjadi, pada hakekatnya, ia tidak sedang menjalankan puasa karena Allah. Pada tipe orang yang seperti ini akan nampak ketidak-konsistenan dalam menjalankan perintah Allah. Misalnya, ia berpuasa tapi tidak sholat. Ia berpuasa tapi tetap berjudi. Ia berpuasa tapi tetap korupsi. Ia berpuasa tapi senang menyakiti hati orang lain. Ia berpuasa tapi senang membuat resah masyarakat. Ia berpuasa tapi bahagia melihat orang lain susah. Manusia model seperti ini sebenarnya tidak siap berpuasa untuk memenuhi perintah Allah. Tidak ada yang diperoleh orang seperti ini kecuali hanya lapar dan haus saja. Sebagaimana yang disinyalir oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak memperoleh apa-apa selain lapar dan haus saja”.

Ketiga, puasa mendidik seorang mukmin untuk peduli terhadap sesama. Seorang mukmin yang kaya pada saat berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga. Kondisi lapar dan dahaga ini pada umumnya hanya dialami oleh orang-orang miskin. Puasa Ramadhan merupakan sarana untuk meminimalkan jarak antara orang yang kaya dan orang yang miskin. Selain merasakan kondisi lapar dan haus, di akhir Ramadhan orang kaya juga diwajibkan membersihkan hartanya melalui zakat. Tujuannya, selain mencari keridoan Allah, zakat juga dimaksudkan untuk meringankan beban para fakir miskin. Islam sanat mendorong masyarakat yang kaya untuk bersikap dermawan dan selalu memperhatikan dan membantu yang miskin. Sebaliknya, masyarakat miskin diharapkan agar menjadi warga yang sabar dan selalu mendoakan para pimpinannya.

Seorang mukmin yang menjalankan puasa Ramadhan dengan cermat dan penuh perhitungan akan meraih tiga hikmah puasa di atas, untuk menegaskan jati dirinya sebagai mukmin sejati, dan untuk menunjukkan kepada Allah kepeduliannya kepada sesama. Jika setiap warga Depok yang mukmin dapat menjalankan puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya, insya Allah akan terwujud keharmonisan dan ketentraman diantara warga kota ini, di bawah keridhoan Allah swt. Allahu a’lam.

Tidak ada komentar: