2 Sep 2009

Harga Waktu Ayah

Harga Waktu Ayah

Seorang Bapak pulang ke rumah dlm keadaan letih disambut oleh anak lelakinya
yg berusia 7 tahun dimuka pintu.
Anak: Ayah, boleh nggak Amin bertanya?

Ayah: "Ya...nak tanya apa?"
Anak: "Berapa pendapatan ayah sejam?"
Ayah: "Itu bukan urusan kamu, buat apa kamu sibuk tanya?" si ayah mulai
marah karena merasa lelah.
Anak: "Amin tidak tahu ayah. Tolonglah bagitahu berapa ayah dapat sejam
bekerja di kantor?" si anak mulai merayu.
Ayah: "Rp 10.000 sejam, memang kenapa?"
Anak: "Oh..." si anak menjawab sambil tunduk ke bawah. Kemudian memandang
wajah ayahnya sambil bertanya, "Ayah....boleh nggak Amin pinjam Rp 5000
dari ayah?".
Si Ayah mulai menjadi berang dan berkata, " oh, itu sebabnya kamu tanya
berapa pendapatan ayah, untuk apa uang sebanyak 5000 ? nak
beli barang mainan lagi? Jangan mubazir. Ayah kerja capek-capek bukan
untuk buang duit sebarangan. Sekarang pergi balik ke kamar dan tidur, dah lewat
jam tidur nih..."
Kanak-kanak 7 tahun itu terdiam dan perlahan-lahan melangkah kembali ke
kamar tidurnya.

Si ayah duduk di atas sofa dan mula memikirkan mengapa anaknya yg sekecil itu memerlukan duit sebanyak itu.

Kira-kira dua jam kemudian si ayah kembali tenang dan terfikir kemungkinan anaknya benar-benar memerlukan uang untuk keperluan di sekolahnya kerana anaknya tidak pernah meminta uang sebanyak itu sebelumnya.

Dengan perasaan bersalah si ayah melangkah menuju kamar anaknya dan membuka
pintu. Didapati anaknya masih belum tidur.
"Kalau kamu betul-betul perlu uang, nah ambillah Rp 5000 ini",
kata si ayah.
Amin segera bangun dan tersenyum girang. "Terimakasih banyak ayah", katanya begitu gembira. Kemudian dia mencari-cari sesuatu di bawah bantalnya dan mengeluarkan selembar lima ribuan yg sudah kusut.

Saat di lihat uang itu oleh ayahnya, si ayah kembali marah. "kenapa kamu minta duit lagi sedangkan kamu sudah ada uang sebanyak itu? Dan dari mana kamu dapat uang di bawah bantal itu?" bentak si ayah.

Si anak tunduk tidak berani menatap wajah ayahnya. "uang ini Amin kumpul
dari belanja sekolah yang ayah beri tiap hari. Amin minta lagi 5 ribu
dari ayah sebab uang yang Amin ada sekarang tidak cukup", jawab si anak
perlahan.
"Tak cukup untuk beli apa??", si ayah bertanya balik.
"Ayah, sekarang Amin sudah punya 10 ribu. Ayah ambil uang ini. Amin mau beli
sejam waktu dari masa ayah. Amin ingin, ayah balik kerja lebih awal besok. Amin rindu mau makan malam bersama ayah. ", jawab si anak tanpa berani memandang wajah
ayahnya. Terdiam dan hanya merasakan air bening jatuh dari matanya.


Moral:
Kerja keras memang perlu , tapi berilah perhatian yang cukup buat anak di rumah...

(Anonim dr Malaysia).

Tidak ada komentar: