Masa 14 abad yang lewat, kuda pilihan merupakan salah satu perhiasan yang sangat indah dan sangat disukai oleh masyarakat. Terutama dikalangan jazirah Arab yang terkenal dengan keistimewaan kuda Arabnya.
Disamping itu, kuda merupakan kendaraan mewah bagi orang-orang kaya, sekaligus sebagai prestise serta identitas kebangsawanan mereka.
Sedangkan keistimewaan kuda, ia merupakan kendaraan yang sangat canggih ketika berada dimedan tempur, sekaligus menjadi kendaraan yang sangat mewah dan menyenangkan dikala damai.
Karenanya, tidak sedikit orang yang terjebak dengan identitas kuda pilihan ini, sehingga membuat mereka berbangga-bangga dengan jumlah kuda pilihannya. Mereka lalai terhadap identitas diri yang sesungguhnya, yaitu sebagai hamba Allah dimuka bumi.
Mereka lebih senang mendapatkan penghargaan dan pujian manakala menang dalam berbagai perlombaan seperti pacuan kuda atau kontes kecantikan kuda pilihannya dan lain sebagainya.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, berbagai sarana kehidupan mengalami kemajuan, termasuk dibidang transportasi, yang sering kali menjadi simbol kemewahan bagi kalangan orang-orang kaya.
Pada saat ini, sekalipun kuda pilihan masih menjadi perhiasan yang sangat disukai oleh kalangan tertentu, namun sebagai sarana transportasi sudah ada yang lebih canggih dan lebih modern berupa kendaraan bermotor. Mulai dari sepeda motor, mobil mewah, kereta api, pesawat terbang bahkan kapal laut. Sehingga tidak sedikit para ahli tafsir yang memahami; bahwa yang dimaksud dengan "kuda pilihan" dalam ayat ini adalah "simbol" keindahan dan kemewahan, yang sering kali membuat orang lalai dalam hidupnya serta menghabiskan waktu untuk masalah yang kurang bermanfaat karena terjebak oleh syahwat kemewahannya.
Adapun "kuda pilihan" yang diungkap dengan kata "Alkhailil musawwamati" pada ayat 14 surat Ali Imran diatas, pada hakikatnya; memiliki banyak makna, diantaranya; pertama, diberi tempat yang bagus, disediakan makanan yang cukup, digembalakan dipadang rumput yang hijau. Bulunya disikat sampai mengkilat. kedua, postur tubuhnya sangat indah, kekar dan gagah. ketiga, fisiknya dilatih dan ketangkasannya dipertajam, sehingga menjadi kuda yang sangat istimewa.
Dengan demikian, tentu saja kuda semacam ini sangat diminati, terutama bagi kalangan yang berlebih dalam kekayaannya. Karenanya, ayat ini mengingatkan kepada semua pihak agar selalu waspada sehingga tidak diperbudak oleh makhluk yang bernama kuda, sementara tugas yang sesunggunya tidak diindahkan.
Namun demikian, umat muslim dituntut memiliki sarana kehidupan yang sangat baik, bahkan yang dapat dibanggakan dihadapan orang-orang non Muslim. Agar umat ini berwibawa serta diperhitungkan oleh umat lain. Seperti difirmankan Allah Swt dalam Al-Quran surat Al-Anfal ayat 60 ;
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan tidak akan dianiaya"
Didalam ayat ini Allah Swt memerintahkan kepada umat muslim agar membangun kekuatan serta menyiapkan berbagai sarananya, seperti kuda-kuda yang ditambat, yang dipersiapkan untuk bertempur dijalanNya.
Pada zaman Rasulullah Saw, senjata yang paling canggih dan modern adalah "panah", karena ia memiliki daya serang dengan jangkauan yang sangat jauh, sehingga Rasulpun mentafsirkan ayat 60 surat Al-Anfal ini, "mempersiapkan kekuatan" dengan membina "pasukan panah" agar dapat melakukan serangan secara efektif dan efesien.
Sedangkan kekuatan yang kedua adalah tombak yang dilemparkan dengan kekuatan tangan belaka. Dan kekuatan berikutnya adalah pedang yang hanya dapat digunakan manakala pertempuran sudah berkecamuk dilapangan terbuka, yang masing-masing melakukan serangan dengan jarak yang sangat dekat.
Adapun kendaraan perang yang sangat canggih pada saat itu adalah kuda yang di didik secara khusus, hanya dipersiapkan untuk bertempur dijalan Allah Swt.
Dengan persiapan optimal dibidang militer; dari mulai senjata, kendaraan serta personil yang cukup, dapat berfungsi untuk membuat musuh-musuh Allah dan juga musuh umat muslim merasa takut, manakala mereka bermaksud mengganggunya, berfikir seribu kali memperhitungkan untung ruginya apabila menghadapi umat muslim. Hal ini, dimaksudkan untuk membangun perdamaian, bukan untuk menganiaya apalagi menjajah umat lain, seperti yang dapat kita baca dalam berbagai kisah perjuangan umat Islam.
Oleh karena itu, tidak sedikit dari kalangan terisolasi sebelum menjadi muslim, tiba-tiba mereka tampil menjadi panglima dibarisan umat Islam. Seperti Thoriq bin Ziad, seorang budak bangsa Tartar sebelum Islam, lalu ia masuk Islam dan dibebaskan oleh Khalifah Musa bin Nusair, kemudian diangkat menjadi panglima perang dan berhasil membuka spanyol menjadi negara damai yang dihuni oleh umat muslim serta non muslim. Kemudian nama beliaupun diabadikan dinegri itu dengan "Gibraltar"nya, mengenang sebuah gunung tempat beliau memulai pembebasan negri Andalus (Spanyol).
Sedangkan dalam membangun kekuatan tersebut memerlukan dana yang sangat besar serta tenaga yang cukup berat. Namun, ini semua sangat bermanfaat dan tidak akan sia-sia, bagi kehidupan didunia apalagi diakhirat kelak. Karena Allah swt sudah menjamin akan memberikan balasan yang sempurna, sekalipun persiapan yang dilakukan hanya sebatas kemampuan diri.
Allah Swt akan memberikan kekuatan tambahan berupa pertolonganNya, seperti di firmankan Allah dalm Al-Quran QS. 47 Ayat 7
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu".
Ayat ini menegaskan bahwa kekuatan yang dibangun umat Islam, senantiasa disempurnakan oleh Allah Swt, bahkan Dia akan meneguhkan mereka. Sehingga orang-orang kafir tidak memiliki keberanian untuk mengganggu kaum muslimin. Hal ini telah berulang kali terjadi dalam peristiwa sejarah perjuangan umat Islam seperti diperang badar dan yang lainnya.
Simpulan; umat Islam hendaknya bersikap waspada terhadap bahaya syahwat. Sekaligus dituntut agar memiliki sarana perjuangan untuk membangun kejayaan kalimatullah dimuka bumi. Sementara, perjuangan yang paling penting pada saat ini adalah membangun generasi agar memiliki kekuatan aqidah yang prima serta wawasan yang luas sehingga dapat mengarungi perjuangan dalam hidup ini benar-benar lahir dari niat suci serta pemahaman yang jelas dan langkah-langkah yang rapih, konstruktif serta bermanfaat dalam merealisasikan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar