15 Jan 2010

Fitnah Harta

Harta kekayaan merupakan salah satu nikmat yang dianugrahkan Allah Swt kepada umat manusia dibumi ini, sekaligus menjadi ujian bagi mereka. Seperti difirmankan Allah Swt dalam Al-Quran, surat 64 : 15;
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan disisi Allah-lah pahala yang besar"
Maksudnya, apabila harta kekayaan dijadikan sarana beribadah kepadaNya maka akan mendapatkan pahala yang sangat besar disisi Allah Swt. Sebaliknya, apabila harta membuat manusia lalai daripada beribadah kepadaNya, maka akan menjadi bencana besar dalam kehidupan ini. Sebagaimana firmanNya, QS. 7 : 165;
"Maka tatkala Bani Israil melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik"
Jika firman Allah Swt ini dibaca dari ayat 163 dan 164, maka akan dapat dipahami dengan jelas; bahwa tatkala Bani Israil yang menjadi penduduk pesisir, tergoda oleh banyaknya ikan terapung-apung dipermukaan air dipinggir laut pada hari sabtu, sementara mereka diperintah untuk mensucikan hari tersebut, sebagai hari berzikir kepadaNya dan beristirahat dari aktivitas dunia lainnya. Namun karena kehidupan mereka sebagai nelayan tergoda oleh aktivitas melaut pada hari itu akhirnya merekapun melaut juga.
Untuk mencari alasan bahwa mereka tidak melanggar larangan Allah Swt, sekaligus dapat mengambil ikan, mereka beraktivitas pada hari jumat sore, dengan berbagai macam cara. Ada yang membuat kolam kecil untuk menggiring ikan masuk kekolam tersebut, ada yang memasang jaring, adapula yang memasang kail. Kemudian pada malam ahadnya mereka memeriksa ada ikannya atau tidak. Hal ini diperingatkan oleh kalangan yang masih senantiasa berzikir kepada Allah Swt, namun mereka tidak peduli dan tidak mau mendengarnya, sampai akhirnya peringatan tersebut terlupakan dan tidak berpengaruh sama sekali.
Maka pada saat itulah Allah Swt, menimpakan azabnya kepada mereka. Menurut para ulama; jenis azab yang ditimpakan kepada mereka, seperti diungkap dalam Al-Quran "Azabin baiis" artinya siksa berupa kesengsaraan dan kemelaratan. Sekalipun mereka mendapatkan keuntungan melimpah ruah dengan mengambil ikan-ikan yang banyak dari laut, namun tidak pernah dinikmati, akan tetapi melahirkan bencana luar biasa berawal dari lupa kepada Allah, kemudian lupa kepada saudara, teman bahkan kepada dirinya sendiri. Akibatnya, terjadilah permusuhan dimana-mana, saling mencurugai dan saling membenci.
Tidak ada lagi kenyamanan dan ketentraman, sedangkan kesejahteraan melahirkan kesengsaraan dan kemelaratan. Itulah gambaran, apabila harta kekayaan bukan menjadi sarana berzikir kepada Allah akan tetapi membuat lupa kepadaNya.
Sedangkan kata "Qonaatir muqontoroh" yang terdapat dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat 14 ini, pada awalnya adalah berarti "Kulit-kulit sapi yang telah dilepas dari tubuhnya kemudian diisi sampai penuh dengan emas atau perak, lalu diikat bagian atasnya seperti beras dalam karung. Kemudian dikumpulkan pada satu tempat, sehingga dapat dibayangkan bagaimana indahnya emas yang dimasukan kedalam karung-karung kulit sapi dalam jumlah yang banyak. Hal ini menggambarkan kekayaan yang sangat banyak dan sangat mahal nilainya".
Pada zaman purbakala, emas dan perak merupakan benda yang sangat berharga dan sekaligus dijadikan uang logam sebagai alat tukar dalam bermuamalah. Sedangkan pada saat ini, dunia sudah mempergunakan uang kertas. Namun demikian, uang tersebut harus ada jaminan emas dibank, sesuai dengan standar uang yang beredar dimasyarakat.
Pada saat ini, harta kekayaan tersebut dapat diartikan dengan uang atau emas yang sangat melimpah ruah, sehingga pemiliknya mendapat gelar miliarder atau miliuner.
Kebutuhan manusia terhadap harta, tidak pernah ada batasnya, sejak lahir sampai mati, sejak tidak memiliki uang sama sekali sampai memiliki uang berapapun jumlahnya, manusia tidak akan pernah merasa puas dan selalu menginginkan tambahan. Sebagaimana sabda Rasul Saw.
"Jika anak adam memiliki satu lembah emas maka ia akan menginginkan lembah emas yang kedua dan jika ia memilki dua lembah emas maka ia akan menginginkan lembah emas yang ketiga. Tidak ada yang dapat menghentikan ambisi seseorang selain tanah kuburan. Namun Allah senantiasa menerima taubat siapa saja yang bertaubat kepadaNya".
Memang, mengejar harta dan memiliki berpikul-pikul emas dan perak memiliki keindahan tersendiri yang kadang-kadang membuat orang lupa diri dan congkak terhadap sesama bahkan kepada Allah Swt. Seperti firmanNya dalam surat Al-Alaq ayat 6 dan 7;
"Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup"
Hal ini, bukan berarti bahwa Allah Swt melarang umat Islam memiliki kekayaan yang cukup merlimpah ruah, akan tetapi memberi peringatan agar setiap muslim sadar, bahwa dirinya sangat lemah tak berdaya, kehidupannya serba terbatas. Sedangkan Allah Swt memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang Ia kehendaki dan mencabutnya dari siapa saja yang Ia kehendaki.
Sejarah telah membuktikan, betapa banyak orang kuat, kemudian jatuh, hanya dengan sebab yang sangat sederhana. Seperti Firaun tenggelam dilaut merah, padahal kecongkakannya sangat luar biasa, sampai berani mengaku dirinya sebagai Tuhan. Kemudian ia mati bukan karena kiamat, akan tetapi hanya tidak mampu melawan air. Atau pada saat ini, diabad ilmu pengetahuan yang sudah canggih, banyak orang mati hanya dengan virus aid, makhluk Allah yang sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata telanjang. Dan ternyata orang-orang pinter dengan peralataan serba canggih, hasil kemajuan teknologi yang dibangun ratusan tahun, masih bingung mengatasinya.
Bagi orang beriman, berbagai kasus diatas, cukup menjadi pelajaran berharga dan membuat mereka semakin kembali kepada Khaliknya. kekayaan yang melimpah ruah apabila dimiliki oleh mereka, akan menjadi rahmat dan solusi bagi berbagai persoalan yang dihadapi oleh umat manusia.
Peristiwa yang masih segar dalam ingatan, banyak uang koin yang bertumpuk disimpan didalam ember dan karung yang didiserahkan para abang beca dan orang-orang kecil lainnya, dikumpulkan demi membela seorang Prita yang digugat Rumah Sakit kaya Omni Hospital Internasional. Dengan demikian, Semakin soleh orang yang memiliki harta, maka harta itupun akan semakin baik dan bermanfaat bagi kehidupan ini. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw;
"Sebaik-baik harta adalah milik orang saleh"
Dari sabda Rasul ini, dapat dipahami dengan jelas; bahwa untuk memberdayakan dunia agar menjadi rahmat bagi kehidupan adalah dengan membangun Sumber Daya Manusia yang saleh, yang senantiasa berzikir kepada Allah Swt dan berfikir untuk memberdayakan kekayaan dunianya, bagi kebahagiaan dirinya dan orang lain, sejak didunia sampai diakhirat. Sehingga semakin banyak hartanya, semakin memberikan manfaat bagi lingkungannya dan semakin besar peluang masuk surga.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tidak ada komentar: