14 Agu 2012

Hakikat Kebebasan

Dikutip dari fb kiriman teman.

Majlis Ramadhan (22): Tanktop Kebebasan

"Aku pake tanktop, celana pendek ... suka-suka aku ... aku bebas..."

"Aku nggak pake kerudung, nggak pake jilbab ... mau-mau gue, ngapain elo ... aku bebas..."

"Aku ngerokok di mana aja, cesss buweelll ... suka-suka aku... elu batuk? Tahan napas elu, aku bebas..."

"Aku ngecengin cewek, nggodain mereka ... aku bebas... jangan ikut campur urusan gue lu..."

"TANKTOP KEBEBASAN"
~Oleh Awy' Ameer Qolawun-Full~

"Cowok, godain aku dong... gantian ah... suka-suka aku dong ... kan aku bebas mau ngapain aja..."

"Aku bebas, tak ada satupun yang mampu mengaturku, aku bebas.. bebas sebebas-bebasnya... ahahaha... bapak gue aja nggak ngatur gue, ngapain elo mo belagu ngatur-ngatur gue, sok suci lo..."

"Aku mau sholat, mau nggak, terserah gue ... aku bebas..."

Bla bla bla ... bebas, bebas, dan bebas

--ooo--

"Kebebasan" adalah tuntutan dan jargon yang kerap diteriakkan oleh generasi muda saat ini. Itu baru dalam tahap penampilan dan berperilaku sehari-hari, belum masuk pada ranah pemikiran yang makin tak terkendali.

Memang, kebebasan adalah hak setiap orang, karena Allah Menciptakan kita sebagai orang merdeka. Namun apakah pernyataan di atas, berbagai kata-kata itu adalah bukti dari kebebasan? Kebebasan yang dalam arti sebenarnya? Kebebasan yang meninggalkan rasa nyaman dan tenang dalam hati kita?

Aku tanya, coba jawab, jika dalam hati kalian (yang meneriakkan "bebas mau ngapain apa aja") tetapi saat sendiri kalian merasakan keresahan dan kekosongan batin yang luar biasa, apakah itu dinamakan bebas?

Apakah dinamakan kebebasan saat berani melakukan semua itu ketika jauh dari pengawasan orang tua, jauh dari kampung halaman, namun saat kembali ke rumah orang tua bersikap sangat diam, berpakaian sopan dan tak ada keberanian melakukan sesuatu saat jauh dari orang tua tadi?

Apakah dinamakan kebebasan ketika mendadak begitu ketakutan saat terpergok kelakuannya oleh orang yang dikenalnya?

Aku tanya, apakah seseorang yang usai makan, merasa nggak enak kalau nggak ngerokok, mulut terasa pahit, kayak ditempeleng nggak membalas, itu orang yang merdeka atau menjadi hamba rokok tanpa terasa?

Apakah para cewek yang merasa tidak bisa membuktikan kecewekannya kecuali dengan memamerkan keindahan tubuhnya untuk dilihat setiap mata cowok, itu cewek yang merdeka atau diperbudak tanpa terasa oleh nafsu eksibisionis? Merdeka atau diperbudak oleh tanktop? Merdeka atau diperbudak nafsu ingin mengobral habis semua kemolekannya?

Apakah cowok yang ditantang temannya untuk ngedrug lalu saat menolak diolok banci oleh temannya kemudian akhirnya ngedrug hanya menghindari olokan, itu cowok yang merdeka atau diperbudak tanpa terasa oleh perasaan gengsi?

Kebebasan hakiki adalah saat kita tidak mengalami rasa ketakutan melakukan apapun di mana saja dan kapan saja...

Kebebasan hakiki adalah saat tidak terjadi perang batin yang bergejolak dalam diri kita antara nafsu dan nurani...

Kebebasan hakiki adalah saat tak ada rasa hampa dalam batin kita, tak ada perasaan bersalah, tak ada rasa dosa, tak ada rasa sesal sebab merasa mengkhianati moral usai melakukan apapun...

Kebebasan hakiki adalah saat kita mengalami ketenangan luar biasa sebab selalu ingat Allah di manapun dan dalam keadaan apapun kita berada...

Maka syariat adalah sama sekali bukan belenggu kebebasan, tanamkan itu dibenak kita dalam-dalam, syariat adalah penjamin kebebasan dari segala jenis belenggu nafsu.

Bohong, jika kita mengaku bebas, tapi dalam hati kecil kita ada rasa bersalah.

Bohong, jika kita mengaku bebas, tapi setiap usai melakukan sesuatu hati kita tidak tenang, hampa.

Bohong, jika kita mengaku bebas, tapi selalu ada perasaan menyesal saat menyendiri.

Bohong, jika kita mengaku bebas, tapi selalu terbayang ketakutan dimarahi orang tua atau dicemooh orang sekampung jika kepergok tindakan bodoh kita.

Bohong, jika kita mengaku bebas, tetapi hati kita membisikkan bahwa kita adalah orang yang terpinggirkan dan tak diperhatikan.

Bohong, jika kita mengaku bebas, tetapi merasa kesepian saat ditinggalkan oleh teman-teman yang kebetulan melakukan ketidakberesan yang sama.

Bohong besar, jika kita mengaku bebas, tetapi ternyata mengalami ketergantungan.

Kaidah kehidupan : seorang budak akan merasakan kemerdekaan jika dia menerima keadaan dirinya, dan seseorang yang merdeka hakikatnya budak jika selalu terjerat dan takluk oleh keinginan-keinginan nafsunya.

Selalu menuruti keinginan nafsu, melayani keinginan syahwat, rakus, pada hakikatnya adalah bentuk dari perbudakan dan sama sekali bukan kebebasan.

Dan untuk lebih merenungi hal ini, coba pikirkan apa kebiasaan buruk yang selalu kita lakukan selama bertahun-tahun dan setelah itu kita bisa menghentikannya, bagaimana perasaan kita setelah berhasil menghentikan kebiasaan buruk itu? Bukankah perasaan lega dan bebas? Maka kebiasaan buruk yang ditumpangi nafsu dan syahwat sebenarnya adalah belenggu dan penjara bagi manusia dari kebebasannya.

Yang menakjubkan, setiap kebebasan kita dari belenggu nafsu semakin bertambah, maka semakin bertambah juga rasa kedekatan dan ibadah kita pada Allah. Sebaliknya saat kita masih tercebur dalam kebiasaan buruk, nurani kita selalu berbisik lirih bahwa kita jauh dari Allah.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara kita membebaskan diri dari segala kebiasaan buruk (apapun kebiasaan itu). Pertanyaan berlatar belakang psikologi ini panjang jawabannya, tapi setidaknya ada beberapa titik inti yang perlu diperhatikan. Sebab sebenarnya berusaha menghentikan kebiasaan buruk adalah pertempuran besar dalam jiwa kita antara nurani dengan nafsu:

1. Kemauan kuat untuk berhenti dari kebiasaan itu.

2. Mengubah rutinitas sehari-hari, semisal membuat kegiatan baru, entah itu berlibur ke rumah famili, mengubah jadwal harian, dan lain-lain.

3. Menghindari sementara waktu lingkungan dan teman yang selama ini menjadi pendorong utama kebiasaan buruk kita, sebab tabiat teman itu mencuri. Sebagian besar perubahan negatif yang dialami remaja baik-baik adalah karena salah pergaulan.

4. Baca buku-buku motivasi dan pengembangan diri yang membantu untuk mengubah kebiasaan buruk itu.

5. Harus menemukan pengganti yang baik dari kebiasaan buruk itu. Semisal seseorang melakukan kebiasaan buruknya setiap jam-jam tertentu, nah ganti saat-saat itu semisal dengan menonton tv, membaca buku, olahraga, beli makan-makanan enak, dan lain-lain.

6. Minggu-minggu awal memang berat, namun jika telah melewati minggu ketiga dan keempat, Insya Allah kebiasaan buruk itu berubah. Sebuah roket membutuhkan daya dorong yang kuat untuk keluar dari gaya gravitasi bumi, begitu pula jiwa saat ingin melepaskan diri dari kebiasaan buruk yang mengekang kebebasan itu.

7. Doa, memohon bantuan pada Allah dengan sepenuh hati agar Membantu kita untuk melepaskan diri dari semua kebiasaan buruk itu.

Semoga kita bisa menikmati kehidupan yang indah ini dengan penuh kebebasan, sebuah kebebasan yang hakiki... amin
= Do Better Be The BEST =
[www.prihandoko.com]

Tidak ada komentar: