19 Okt 2014

Apakah Allah Mencintaiku ?

Apakah aku dicintai Allah?

Sungguh pertanyaan ini berkecamuk dalam pikiran dan perasaanku.... ๐Ÿ˜ž

Aku teringat bahwa kecintaan Allah terhadap hamba-Nya bukan datang seenaknya hamba, tapi karena sebab-sebab yang disebutkan oleh Allah dalam kitab-Nya.

Aku coba untuk mentadabburi dan memutar file-file ๐Ÿ“€ tentang hal itu yang terdapat di dalam al-Qur'an. Aku berusaha mengukur diriku terhadap ayat-ayat itu dengan harapan aku menemukan jawaban terhadap kegundahan ini.

Semoga aku termasuk ke dalam kelompok orang yang dicintai Allah.

1⃣

Pertama sekali aku menemukan ayat al Qur'an yang mengatakan bahwa...

ALLAH MENCINTAI ORANG YANG BERTAQWA.

Namun sayang, langsung batin ku berkata dengan jujur, aku tidak termasuk ke dalam golongan ini.

2⃣

Langkah kedua, aku ketemu ayat yang mengatakan bahwa...

ALLAH MENCINTAI ORANG YANG SABAR.

Dengan penuh pengakuan tulus batinku langsung mengakui, teramat jauh diriku dari kelas bergengsi ini.

Betapa aku tidak mampu bersabar dalam menghadapi segala hal.

3⃣

Langkah ketiga, aku menemukan ayat yang mengatakan bahwa...

ALLAH MENCINTAI ORANG ORANG YANG BERSUNGGUH SUNGGUH DIJALANNYA.

Bukan sok tawadhu', batin ku langsung terkulai mengakui betapa aku lebih banyak dikalahkan oleh rasa malas dari pada bersungguh-sungguh.

4⃣

Langkah keempat, aku menemukan ayat al Qur'an yang mengatakan bahwa...

ALLAH MENCINTAI ORANG YANG BERBUAT BAIK.

Batinku pun tersenyum getir sambil merenung penuh insaf, kebaikan apa yang sudah ku lakukan? Aku masih punya malu untuk tidak mengaku-ngaku termasuk kelompok orang baik.

Di saat itu aku berhenti merenung 

,      ๐Ÿ’ฌ
๐Ÿ˜ž

Aku takut ๐Ÿ˜ฉ kalau-kalau aku tidak menemukan di dalam diriku sifat yang membuat Allah cinta kepadaku.

Kemudian aku mencoba untuk membuka  lembaran amal apa saja yang pernah aku lakukan?

Namun, jangankan mendatangkan keoptimisan, telingaku๐Ÿ‘‚ memerah sendiri, keringat dingin mulai berkucuran, aku berusaha langsung melupakannya.

Aku malu dengan diriku sendiri. Ternyata semuanya bercampur dengan kemalasan, kekurangan, cacat, belum lagi perbuatan yang semata-mata itu dosa dan maksiat.

Ketika aku akan mengakhiri perenunganku, tiba-tiba tangan ku membalik mushaf al-Qur'an yang berada di pangkuanku.

Saat itu mataku langsung tertuju kepada potongan ayat yang berbunyi:

ุฅู† ุงู„ู„ู‡ ูŠุญุจ ุงู„ุชูˆุงุจูŠู†

".....SESUNGGUHNYA ALLAH MENCINTAI ORANG ORANG YANG BERTAUBAT...."

(QS.al-Baqarah: 222)

Seolah-olah aku merasa kalau ayat itu diturunkan kepadaku saat itu, untuk menghilangkan gundah di hatiku dan menimbulkan harapan kalau Allah juga cinta kepadaku.

๐Ÿ˜ญ

Air mata haru tidak bisa terbendung dari mataku.

Perasaan lembut menjalar dari hulu jantung sampai keseluruh pori-pori di tubuhku.

Hatiku bergumam; ternyata aku juga dicintai ๐Ÿ’– Allah. Aku sampai terisak menahan haru.

Aku pun mulai melantunkan kalimat istighfar:

ุฃุณุชุบูุฑ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฐูŠ ู„ุง ุงู„ู‡ ุงู„ุง ู‡ูˆ ุงู„ุญูŠ ุงู„ู‚ูŠّูˆู… ูˆุฃุชูˆุจ ุฅู„ูŠู‡

B
Aku minta ampun kepada Allah yang tiada tuhan selain Dia, yang Maha Hidup dan Maha Mengatur, dan aku bertaubat kepada-Nya.

Aku betul-betul berharap, meskipun aku jauh dari empat kriteria sebelumnya, jangan sampai aku juga tersingkir dari kelompok orang terakhir ini. Orang yang bertaubat atas segala dosanya.

Ya Allah, jadikan lah kami termasuk orang yang bertaubat dan jadikan lah kami termasuk orang yang mensucikan diri.

Oleh:

(Zulfi Akmal, Al-Azhar - Kairo)

Tidak ada komentar: